Bahasa sunda-nya kata: Tetap gelap
Berikut terjemahan dari Tetap gelap:
mayeng poek
tetap = mayeng, tetep
gelap = poek, peteng
gelap = poek, peteng
Remen cengkat: sering, acap kali 1. bangun, bangkit; 2. mengungkit
Bungah galih: gembira hati; bahasa halus dari galeuh atau hate
Polo hayam: otak ayam
Bisi karugrag: 1. agar, jangan; 2. kalau, apabila, jika kambuh lagi, setelah agak mendingan
hulu cai: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa air
air mancur: cai mancer
leuheung basa: mending atau mendingan 1. waktu, ketika; 2. bahasa
Laluasa sareng lugina: leluasa bersama atau dengan; bahasa halus dari bareng atau jeung senang, tenang
Imah ngupuk: rumah menggerak-gerakkan kaki dan badan di tanah sehingga tanahnya berlekuk, maksudnya untuk membuang kutu (ayam)
Akang beusi: panggilan untuk saudara laki-laki yang lebih tua, suami, atau laki-laki lain yang lebih tua usianya besi
Anak kerbau: anak munding
Bodogol cau: rias; hati batang pisang, bodor pisang
Maaf menawar: tawakup nawar
tamada estuning: meminta maaf serta berterus-terang tentang kekhilafannya benar, nyata
Besok malam: isuk peuting
Sapu nyere: menyapu (lantai, dsb) lidi
belum makan : acan dahar
bahasa indonesia ririakan: ririakan
kamu jangan menghilang terus: ilaing entong iles kebat
mijah teuing: bergerak terus, tak mau diam (anak-anak yang sedang bermain-main) 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
Neneh bonteng : nama kecil atau nama panggilan yang mula-mula dipakai untuk menyatakan kasih sayang mentimun
keun wios: mengangkat alat akan dipukulkan atau dibacokkan biar, biar saja; bahasa halus dari keun bae
alam marcapada: mengalami bumi, dunia
Tara waro: 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) mengikuti perintah
Seler punjul: tunas tumbuh-tumbuhan yang berumpun lebih
Suruput runtah: kata antar untuk menyeruput (minuman, dsb) sampah
Matèa: mata; bahasa kasar sekali dari panon
Da moal: sebab, lantaran tidak akan
Bau bangkai: ambeu bugang
nginum cai: minum air
Bungah galih: gembira hati; bahasa halus dari galeuh atau hate
Polo hayam: otak ayam
Bisi karugrag: 1. agar, jangan; 2. kalau, apabila, jika kambuh lagi, setelah agak mendingan
hulu cai: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa air
air mancur: cai mancer
leuheung basa: mending atau mendingan 1. waktu, ketika; 2. bahasa
Laluasa sareng lugina: leluasa bersama atau dengan; bahasa halus dari bareng atau jeung senang, tenang
Imah ngupuk: rumah menggerak-gerakkan kaki dan badan di tanah sehingga tanahnya berlekuk, maksudnya untuk membuang kutu (ayam)
Akang beusi: panggilan untuk saudara laki-laki yang lebih tua, suami, atau laki-laki lain yang lebih tua usianya besi
Anak kerbau: anak munding
Bodogol cau: rias; hati batang pisang, bodor pisang
Maaf menawar: tawakup nawar
tamada estuning: meminta maaf serta berterus-terang tentang kekhilafannya benar, nyata
Besok malam: isuk peuting
Sapu nyere: menyapu (lantai, dsb) lidi
belum makan : acan dahar
bahasa indonesia ririakan: ririakan
kamu jangan menghilang terus: ilaing entong iles kebat
mijah teuing: bergerak terus, tak mau diam (anak-anak yang sedang bermain-main) 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
Neneh bonteng : nama kecil atau nama panggilan yang mula-mula dipakai untuk menyatakan kasih sayang mentimun
keun wios: mengangkat alat akan dipukulkan atau dibacokkan biar, biar saja; bahasa halus dari keun bae
alam marcapada: mengalami bumi, dunia
Tara waro: 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) mengikuti perintah
Seler punjul: tunas tumbuh-tumbuhan yang berumpun lebih
Suruput runtah: kata antar untuk menyeruput (minuman, dsb) sampah
Matèa: mata; bahasa kasar sekali dari panon
Da moal: sebab, lantaran tidak akan
Bau bangkai: ambeu bugang
nginum cai: minum air