Bahasa sunda-nya kata: Tambah cantik
Berikut terjemahan dari Tambah cantik:
eniboh sundari
tambah = eniboh
cantik = sundari
cantik = sundari
Kade lah.: awas, hati-hati mengeluh, berkali-kali mengatakan lah
Asal aya: 1. keturunan, daerah asal; 2. asal-asalan; 3. kalau; 4. asal ada
Damel naon kitu: kerja; bahasa halus dari gawe 1. apa; hayang naon? mau apa? seperti itu, begitu
bati ceurik: 1. laba, untung; 2. sekedar; 3. arti kiasan menangis
maneh ti bandung: 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri dari berdampingan
Weleh lapur: tidak saja 1. tak dapat dimiliki, kembali karena tidak tertebus atau tertipu (barang atau uang); 2. tak mendapatkan apa-apa
Moal boa: tidak akan bisa jadi, barangkali, jangan-jangan
Baru sekarang: anyar ayeuna
Aya NU lepat: ada yang; salah; bahasa halus dari salah
Tulak cangkeng: selak, kayu untuk menahan (menutup) pintu supaya tidak bisa dibuka dari luar; palang pintu pinggang
Hayang teu kabogoh urang: mau, ingin, kepingin tidak kekasih, pacar orang; aku; kita; mengajak; mari
layung beureum: lembayung merah
mangsa surup: 1. masa, waktu, musim; 2. mangsa 1. terbenam (matahari, bulan); 2. pantas, seras
Nu wening: yang; bersih
Sulur waleh: waki terus terang, mengungkapkan maksud serta keinginan yang sudah lama disimpan dalam hati
Tukang nyawad: 1. belakang (menunjukkan tempat); 2. orang yang mempunyai keterampilan dalam suatu pekerjaan; 3. orang yang suka atau biasa mencela
Jelema lapur: manusia, orang 1. tak dapat dimiliki, kembali karena tidak tertebus atau tertipu (barang atau uang); 2. tak mendapatkan apa-apa
Sudah pasti: enggeus cindek
cai walungan: air sungai
cai ibun: air embun
Kadang kadang : saudara, keluarga, famili saudara, keluarga, famili
timbal balik: ditambah air panas lagi (air teh dalam poci) pulang
Bagja jeung pati: bahagia 1. ditambah; 2. dan, dengan; 3. atau; 4. daripada 1. mati; 2. tidak seberapa atau kurang; 2. inti
Berehan tara masihan: dermawan, tidak kikir 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) memberi; bahasa halus dari mere
Ngaruag Imah : membongkar (rumah, bangunan, dsb) rumah
Nawis tiasa: menandatangani; bahasa halus dari neken atau nandatangan bisa, dapat; bahasa sedang dari bisa
Satu tahun lebih: hiji taun punjul
Moe manuk: menjemur burung
rasa sayang: rasa sarang (burung atau ayam)
kari dahar: tinggal, sisa makan
Asal aya: 1. keturunan, daerah asal; 2. asal-asalan; 3. kalau; 4. asal ada
Damel naon kitu: kerja; bahasa halus dari gawe 1. apa; hayang naon? mau apa? seperti itu, begitu
bati ceurik: 1. laba, untung; 2. sekedar; 3. arti kiasan menangis
maneh ti bandung: 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri dari berdampingan
Weleh lapur: tidak saja 1. tak dapat dimiliki, kembali karena tidak tertebus atau tertipu (barang atau uang); 2. tak mendapatkan apa-apa
Moal boa: tidak akan bisa jadi, barangkali, jangan-jangan
Baru sekarang: anyar ayeuna
Aya NU lepat: ada yang; salah; bahasa halus dari salah
Tulak cangkeng: selak, kayu untuk menahan (menutup) pintu supaya tidak bisa dibuka dari luar; palang pintu pinggang
Hayang teu kabogoh urang: mau, ingin, kepingin tidak kekasih, pacar orang; aku; kita; mengajak; mari
layung beureum: lembayung merah
mangsa surup: 1. masa, waktu, musim; 2. mangsa 1. terbenam (matahari, bulan); 2. pantas, seras
Nu wening: yang; bersih
Sulur waleh: waki terus terang, mengungkapkan maksud serta keinginan yang sudah lama disimpan dalam hati
Tukang nyawad: 1. belakang (menunjukkan tempat); 2. orang yang mempunyai keterampilan dalam suatu pekerjaan; 3. orang yang suka atau biasa mencela
Jelema lapur: manusia, orang 1. tak dapat dimiliki, kembali karena tidak tertebus atau tertipu (barang atau uang); 2. tak mendapatkan apa-apa
Sudah pasti: enggeus cindek
cai walungan: air sungai
cai ibun: air embun
Kadang kadang : saudara, keluarga, famili saudara, keluarga, famili
timbal balik: ditambah air panas lagi (air teh dalam poci) pulang
Bagja jeung pati: bahagia 1. ditambah; 2. dan, dengan; 3. atau; 4. daripada 1. mati; 2. tidak seberapa atau kurang; 2. inti
Berehan tara masihan: dermawan, tidak kikir 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) memberi; bahasa halus dari mere
Ngaruag Imah : membongkar (rumah, bangunan, dsb) rumah
Nawis tiasa: menandatangani; bahasa halus dari neken atau nandatangan bisa, dapat; bahasa sedang dari bisa
Satu tahun lebih: hiji taun punjul
Moe manuk: menjemur burung
rasa sayang: rasa sarang (burung atau ayam)
kari dahar: tinggal, sisa makan