Bahasa sunda-nya kata: selamat tidur
Berikut terjemahan dari selamat tidur:
waluya sare
selamat = waluya, jamuga, rahayu, salamet
tidur = sare
tidur = sare
cacah menak : 1. rakyat kebanyakan, rakyat biasa; 2. hitungan ningrat, bangsawan
Sato lindeuk: hewan, binatang jinak
NGEREK BANDERA: mengerek bendera
NGALAKSANAKEUN PANCEN: melaksanakan, laku tugas
Silih pelong: terdesak, kalah bersaing menatap
Tetap, tidak berubah: mayeng hanteu owah
Lembur panineungan: kampung; mudik hal yang dirindukan
Ku ginding: 1. kata depan mentereng, berpakaian bagus-bagus dan baru
Cadu mandi: 1. tabu, pantang; 2. tidak akan, tidak pernah mandi
Tidak punya: hanteu boga
Tidak berubah: hanteu owah
kurang sehat: congcay waras
tidak sehat: hanteu waras
Padahal belum tidur: malaur acan sare
baru pulang : anyar balik
TEU KENGING: tidak buatan, kena, tertangkap, atau menang; bahasa halus untuk beunang atau meunang
ALUS PISAN: baik, bagus amat, sangat
Matak kabita: bisa menjadi sebab; sebab-musabab tertarik, tergiur; ingin memiliki barang yang telah dimiliki orang lain
liang cai: lubang; liang irung, lubang hidung air
Jalir jangji: mengingkari, ingkar 1. janji, berjanji; 2. ajal; 3. asal;
ngubek beber: 1. mencari sesuatu ke mana-mana; 2. mengeruhkan air dengan cara diaduk-aduk dengan lumpurnya (misalnya kolam) mengembangkan (sayap, layar)
rampak lodong: bersama atau bersama-sama tabung bambu besar tempat air, tuak, dsb
Sesungguhnya malas: satuhuna mumulan
toweksa perceka: memperhatikan keadaan rakyat pintar mengatur pekerjaan, ahli, luas pengetahuannya serta pandai bicara
geten titen: penuh perhatian (misalnya anak pada orang tuanya) teliti, memperhatikan
Menjilat ludah sendiri : letak ciduh anggana
Maneh baleg: 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik
sapertos baheula: bahasa halus dari saperti dahulu
geus gelo: sudah gila
geus gelo aing: sudah gila saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin
Sato lindeuk: hewan, binatang jinak
NGEREK BANDERA: mengerek bendera
NGALAKSANAKEUN PANCEN: melaksanakan, laku tugas
Silih pelong: terdesak, kalah bersaing menatap
Tetap, tidak berubah: mayeng hanteu owah
Lembur panineungan: kampung; mudik hal yang dirindukan
Ku ginding: 1. kata depan mentereng, berpakaian bagus-bagus dan baru
Cadu mandi: 1. tabu, pantang; 2. tidak akan, tidak pernah mandi
Tidak punya: hanteu boga
Tidak berubah: hanteu owah
kurang sehat: congcay waras
tidak sehat: hanteu waras
Padahal belum tidur: malaur acan sare
baru pulang : anyar balik
TEU KENGING: tidak buatan, kena, tertangkap, atau menang; bahasa halus untuk beunang atau meunang
ALUS PISAN: baik, bagus amat, sangat
Matak kabita: bisa menjadi sebab; sebab-musabab tertarik, tergiur; ingin memiliki barang yang telah dimiliki orang lain
liang cai: lubang; liang irung, lubang hidung air
Jalir jangji: mengingkari, ingkar 1. janji, berjanji; 2. ajal; 3. asal;
ngubek beber: 1. mencari sesuatu ke mana-mana; 2. mengeruhkan air dengan cara diaduk-aduk dengan lumpurnya (misalnya kolam) mengembangkan (sayap, layar)
rampak lodong: bersama atau bersama-sama tabung bambu besar tempat air, tuak, dsb
Sesungguhnya malas: satuhuna mumulan
toweksa perceka: memperhatikan keadaan rakyat pintar mengatur pekerjaan, ahli, luas pengetahuannya serta pandai bicara
geten titen: penuh perhatian (misalnya anak pada orang tuanya) teliti, memperhatikan
Menjilat ludah sendiri : letak ciduh anggana
Maneh baleg: 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik
sapertos baheula: bahasa halus dari saperti dahulu
geus gelo: sudah gila
geus gelo aing: sudah gila saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin