Bahasa indonesia-nya kata: purah unggul
Berikut terjemahan dari purah unggul:
yang biasa disuruh lebih, menang; unggul
api-api teu nyaho: pura-pur tidak tahu
Kolot kapoe: 1. tua; 2. orang tua; 3. asli; 4. kuno, ketinggalan jaman terkena sinar matahari
Neda Widi : 1. makan; bahasa sedang dari dahar; 2. meminta, mohon; bahasa halus dari menta izin
Wuwuh ngangseg: tambah, semakin; bahasa halus dari tambah atau beuki maju
Rakyat biasa: bdi abdi sasari
balad balad: 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata
Harti rampak kendang: arti bersama atau bersama-sama dibuang, diinternir
Ari kiwari: 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika sekarang
Papatong hiber: capung terbang
Kenging ngahaja: buatan, kena, tertangkap, atau menang; bahasa halus untuk beunang atau meunang sengaja
Oray Sinduk: ular sendok besar untuk menyauk sayur dari panci, dsb
pada saat: kuplet, bait kering, habis airnya
Bari cingogo: 1. sambil; 2. basi; 3. berita yang tidak hangat lagi, tidak aktual jongkok, berjongkok
Cicing gandeng: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak gaduh, ribut, berisik
Euweuh gingsir: 1. tidak ada; 2. hilang berubah
Poek manis: gelap 1. manis; 2. elok, menarik, cantik
Sora baleg: suara 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik
Tampolana tara puguh: kadang-kadang, sekali-sekali 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) tentu, past
Jangkung lenjang: tinggi tinggi serta ramping
Inget terus: 1. ingat; 2. awas, hati-hati terus, lalu
waktu istirahat: wayah menge atau minge
Hayam sok matok: ayam suka, sering 1. memasang atau menancapkan pancang; 2. tetap patokan; pedoman, ketentuan
Hayam sok macok: ayam suka, sering 1. mematuk (ayam, burung); 2. menggigit (ular); dipacok oray, digigit ular
Teu kireum kireum : tidak tidak mau memandang orang yang dihadapi karena malu tidak mau memandang orang yang dihadapi karena malu
yang mana: dewa, hiang mana
Iuh iuh: teduh teduh
pertemuan keluarga: pasamoan piri-umpi
Ngumbah beas: mencuci, membasuh beras
Kamar tidur : pangkeng sare
Ti sakola: dari sekolah
Kolot kapoe: 1. tua; 2. orang tua; 3. asli; 4. kuno, ketinggalan jaman terkena sinar matahari
Neda Widi : 1. makan; bahasa sedang dari dahar; 2. meminta, mohon; bahasa halus dari menta izin
Wuwuh ngangseg: tambah, semakin; bahasa halus dari tambah atau beuki maju
Rakyat biasa: bdi abdi sasari
balad balad: 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata
Harti rampak kendang: arti bersama atau bersama-sama dibuang, diinternir
Ari kiwari: 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika sekarang
Papatong hiber: capung terbang
Kenging ngahaja: buatan, kena, tertangkap, atau menang; bahasa halus untuk beunang atau meunang sengaja
Oray Sinduk: ular sendok besar untuk menyauk sayur dari panci, dsb
pada saat: kuplet, bait kering, habis airnya
Bari cingogo: 1. sambil; 2. basi; 3. berita yang tidak hangat lagi, tidak aktual jongkok, berjongkok
Cicing gandeng: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak gaduh, ribut, berisik
Euweuh gingsir: 1. tidak ada; 2. hilang berubah
Poek manis: gelap 1. manis; 2. elok, menarik, cantik
Sora baleg: suara 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik
Tampolana tara puguh: kadang-kadang, sekali-sekali 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) tentu, past
Jangkung lenjang: tinggi tinggi serta ramping
Inget terus: 1. ingat; 2. awas, hati-hati terus, lalu
waktu istirahat: wayah menge atau minge
Hayam sok matok: ayam suka, sering 1. memasang atau menancapkan pancang; 2. tetap patokan; pedoman, ketentuan
Hayam sok macok: ayam suka, sering 1. mematuk (ayam, burung); 2. menggigit (ular); dipacok oray, digigit ular
Teu kireum kireum : tidak tidak mau memandang orang yang dihadapi karena malu tidak mau memandang orang yang dihadapi karena malu
yang mana: dewa, hiang mana
Iuh iuh: teduh teduh
pertemuan keluarga: pasamoan piri-umpi
Ngumbah beas: mencuci, membasuh beras
Kamar tidur : pangkeng sare
Ti sakola: dari sekolah