Bahasa indonesia-nya kata: Ngajedog imah
Berikut terjemahan dari Ngajedog imah:
diam; bahasa kasar sekali dari citing rumah
Hayang modol: mau, ingin, kepingin berak; bahasa kasar sekali dari ngising
Punten ngawagel : 1. maaf; 2. permisi melarang, menghalang-halangi; bahasa halus dari nyara
Pinter ngodek: pintar, pandai mengeluarkan barang kecil dengan kuku atau dengan ujung pisau
Bekas dahulu: ruruntuk baheula
Sora sora: suara suara
modar sia: mati, mampus; bahasa kasar sekali dari paeh kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Gede ambek: besar; imah gede, rumah besar; geus gede, sudah besar, gegeden marah
nu baleg sia: yang; 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Loba nu: banyak yang;
baru beres: anyar entep
Geus saged: sudah siap sedia serta berpakaian lengkap untuk bepergian atau bekerja
Munding sulaya: kerbau beda, tidak cocok, ingkar janji
Teu timu timpuh: tidak temu; tahu; hafal anggun (wanita)
Nuju teu damang: sedang; bahasa halus dari keur tidak sehat; bahasa halus untuk kata cageur dan sehat
Tiwu leuweung: tebu hutan
Ulah nyieun: jangan, tidak boleh membuat, membikin
Tilu sasih: tiga bulan; bahasa halus dari bula
Perut buncit: padaharan gendol
bade emam kedah: 1. akan, mau; bahasa halus dari arek; 2. terka, duga; 3. rupa makan; bahasa anak-anak dari dahar sedapat mungkin
baris berbaris : padalisan jengjreng
Udug udug siwur: sangat banyak, menggunung sangat banyak, menggunung sibur, gayung
rohang pancaniti: ruang tempa
Teu nyangga pulia: tidak menerima atau menadah dengan kedua belah tangan tidak kuat, tidak tahan, kalah
Naha aing kakara nyaho: mengapa, kenapa saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin 1. barusan, baru saja; 2. baru terjadi, barulah tahu
Laer gado: 1. jauh, umpamanya saja jauh dari jangkauan pemetik (buah, dsb); 2. panjang dan rendah dag
Kuda umbal: kuda muatan, beban
Menelan ludah: ngalegleg ciduh
Suda saraya: mengurangi; berkurang pertolongan
Tidak penting: hanteu mundel
lewe pisan: mencibir mau menangis amat, sangat
Punten ngawagel : 1. maaf; 2. permisi melarang, menghalang-halangi; bahasa halus dari nyara
Pinter ngodek: pintar, pandai mengeluarkan barang kecil dengan kuku atau dengan ujung pisau
Bekas dahulu: ruruntuk baheula
Sora sora: suara suara
modar sia: mati, mampus; bahasa kasar sekali dari paeh kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Gede ambek: besar; imah gede, rumah besar; geus gede, sudah besar, gegeden marah
nu baleg sia: yang; 1. cukup umur, dewasa; 2. benar, baik kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Loba nu: banyak yang;
baru beres: anyar entep
Geus saged: sudah siap sedia serta berpakaian lengkap untuk bepergian atau bekerja
Munding sulaya: kerbau beda, tidak cocok, ingkar janji
Teu timu timpuh: tidak temu; tahu; hafal anggun (wanita)
Nuju teu damang: sedang; bahasa halus dari keur tidak sehat; bahasa halus untuk kata cageur dan sehat
Tiwu leuweung: tebu hutan
Ulah nyieun: jangan, tidak boleh membuat, membikin
Tilu sasih: tiga bulan; bahasa halus dari bula
Perut buncit: padaharan gendol
bade emam kedah: 1. akan, mau; bahasa halus dari arek; 2. terka, duga; 3. rupa makan; bahasa anak-anak dari dahar sedapat mungkin
baris berbaris : padalisan jengjreng
Udug udug siwur: sangat banyak, menggunung sangat banyak, menggunung sibur, gayung
rohang pancaniti: ruang tempa
Teu nyangga pulia: tidak menerima atau menadah dengan kedua belah tangan tidak kuat, tidak tahan, kalah
Naha aing kakara nyaho: mengapa, kenapa saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin 1. barusan, baru saja; 2. baru terjadi, barulah tahu
Laer gado: 1. jauh, umpamanya saja jauh dari jangkauan pemetik (buah, dsb); 2. panjang dan rendah dag
Kuda umbal: kuda muatan, beban
Menelan ludah: ngalegleg ciduh
Suda saraya: mengurangi; berkurang pertolongan
Tidak penting: hanteu mundel
lewe pisan: mencibir mau menangis amat, sangat