Bahasa sunda-nya kata: Merebus air
Berikut terjemahan dari Merebus air:
kulub cai
merebus = kulub, ngulub
air = cai
air = cai
Waas ningal: perasaan hati yang muncul ketika teringat akan kenangan atau melihat pemandangan yang indah melihat; bahasa sedang dari nenjo
Ngimpi punglak huntu: mimpi tanggal (gigi) gigi
Teu cai acan: tidak air belum
kecap sandang: kata 1. menyandang; 2. merasakan atau mengalami (kepedihan atau kesusahan)
tong boro daek : jangan 1. buru; 2. boro-boro, jangankan mau
Harti alak Paul.: arti yang amat jauh dari bayangan kita biru langit
muru ka: memburu 1. kata depan menunjukkan tujuan atau jurusan; ke, kepada; 2. awalan; ke, ter, pe; 3. perekat dari godokan tulang dan kulit
Geus ilahar: sudah lumrah, biasa, tidak aneh
Sudah biasa: enggeus sasari
paduli teuing: peduli; teu dipaduli, tidak dihiraukan; paduli teuing, peduli amat 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
Tugas rumah: pancen imah
kasep pisan maneh : tampan amat, sangat 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri
sudah makan belum?: enggeus dahar acan
Murah jiwir: 1. murah; 2. banyak serta mudah didapat; 3. dermawan menjewer
Sangray bentang: menggoreng tanpa minyak bintang
Loba pakakas: banyak perkakas
Akar tata: aka menata
hulu nagri: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa negeri
Pikeun nunda pare: untuk menangguhkan, menunda padi
Kuah saha bae: nasi dicampur sayuran siapa saja, biar saja
Ulin panggal: bermain-mai gasing
umbul umbul: pangkat (jabatan) jaman dahulu di bawah bupati pangkat (jabatan) jaman dahulu di bawah bupati
Koredas omat: isinya habis sama sekali; tandas wanti-wanti
Bawa tas: membawa sesudah, setelah
Beurat beurit: 1. berat; 2. sulit dilaksanakannya; 3. membahayakan; 4. arti kiasan tikus
mata air : netra cai
cengkat tina: 1. bangun, bangkit; 2. mengungkit dari; karena; oleh karena
Henteu togmol: tidak langsung pada pokok permasalahan, tidak berbasa-basi lebih dahulu
tuang biang: makan; bahasa halus untuk makan; kata ganti untuk orang kedua 1. ibu; bahasa sedang dari indung pun biang, ibu saya; 2. bibit
soca soca: mata; bahasa halus dari panon mata; bahasa halus dari panon
Ngimpi punglak huntu: mimpi tanggal (gigi) gigi
Teu cai acan: tidak air belum
kecap sandang: kata 1. menyandang; 2. merasakan atau mengalami (kepedihan atau kesusahan)
tong boro daek : jangan 1. buru; 2. boro-boro, jangankan mau
Harti alak Paul.: arti yang amat jauh dari bayangan kita biru langit
muru ka: memburu 1. kata depan menunjukkan tujuan atau jurusan; ke, kepada; 2. awalan; ke, ter, pe; 3. perekat dari godokan tulang dan kulit
Geus ilahar: sudah lumrah, biasa, tidak aneh
Sudah biasa: enggeus sasari
paduli teuing: peduli; teu dipaduli, tidak dihiraukan; paduli teuing, peduli amat 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
Tugas rumah: pancen imah
kasep pisan maneh : tampan amat, sangat 1. kata ganti orang kedua; kamu, engkau; 2. diri, sendiri
sudah makan belum?: enggeus dahar acan
Murah jiwir: 1. murah; 2. banyak serta mudah didapat; 3. dermawan menjewer
Sangray bentang: menggoreng tanpa minyak bintang
Loba pakakas: banyak perkakas
Akar tata: aka menata
hulu nagri: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa negeri
Pikeun nunda pare: untuk menangguhkan, menunda padi
Kuah saha bae: nasi dicampur sayuran siapa saja, biar saja
Ulin panggal: bermain-mai gasing
umbul umbul: pangkat (jabatan) jaman dahulu di bawah bupati pangkat (jabatan) jaman dahulu di bawah bupati
Koredas omat: isinya habis sama sekali; tandas wanti-wanti
Bawa tas: membawa sesudah, setelah
Beurat beurit: 1. berat; 2. sulit dilaksanakannya; 3. membahayakan; 4. arti kiasan tikus
mata air : netra cai
cengkat tina: 1. bangun, bangkit; 2. mengungkit dari; karena; oleh karena
Henteu togmol: tidak langsung pada pokok permasalahan, tidak berbasa-basi lebih dahulu
tuang biang: makan; bahasa halus untuk makan; kata ganti untuk orang kedua 1. ibu; bahasa sedang dari indung pun biang, ibu saya; 2. bibit
soca soca: mata; bahasa halus dari panon mata; bahasa halus dari panon