Bahasa indonesia-nya kata: Lamun tara ngosok huntu
Berikut terjemahan dari Lamun tara ngosok huntu:
kalau, jika 1. tak pernah; 2. hampir rata (atap rumah) menggosok gigi
Sura seuri sorangan: tertusuk duri ikan, dsb tertawa sendiri
Sok Masihan jajan: suka, sering memberi; bahasa halus dari mere membeli makanan (kue, dsb) yang dimakan waktu itu juga di luar rumah; jajan
Pasti lupa: cindek poho
ngalangkang laksana: 1. terbayang-bayang; 2. membayang laksana, berhasil
Waluya beurang: selamat siang
Wilujeng beurang: selamat; bahasa halus dari salamet atau waluya siang
Belum makan: acan dahar
Nguriling kakalayangan: berkeliling melayang-layang
Hayang ceurik: mau, ingin, kepingin menangis
geus burit: sudah senja, sore
Bunga lempuyang: kembang lampuyang
Siga jurig: hampir mirip, hampir sama rupanya hantu, momok
Jiga jurig: hampir mirip, hampir sama rupanya hantu, momok
Moal sulaya: tidak akan beda, tidak cocok, ingkar janji
Moal beak: tidak akan habis
Salawasna kudu: selamanya, selama-lamanya 1. harus; 2. kuncup
Licik cilimit: licik, curang 1. suka menggoda wanita; 2. suka meminta makanan yang ada pada orang lain (anak-anak)
Rasa mokaha: rasa lumayan, tidak seberapa, tidak penting
Keur Meujeuhna : 1. untuk, buat; 2. sedang, lagi 1. sedang, pas sekali, tidak ketat tidak terlalu longgar; 2. secukupnya, sederhana; 3. pantas
Incu oyot: cucu, akar
gaduh wargi: punya; bahasa sedang dari boga bahasa halus dari warga
Sudah punya anak atau belum: enggeus boga anak abeh acan
Hidep kungsi nenjo: panggilan untuk anak yang sudah besar, lebih halus dari maneh; ananda 1. pernah; 2. keburu; 3. mengalami melihat
Sia sia: kamu; bahasa kasar sekali dari maneh kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Tiasa teu: bisa, dapat; bahasa sedang dari bisa tidak
Ka beungeut : 1. kata depan menunjukkan tujuan atau jurusan; ke, kepada; 2. awalan; ke, ter, pe; 3. perekat dari godokan tulang dan kulit muka, wajah
Siih hayam : taji, susuh ayam
yang salah: dewa, hiang salah, keliru, tidak benar. misalah, keseleo
Pasir bulistir: bukit gundul, tanpa pepohonan (gunung, bukit)
Tameng dada: perisai dada
Sok Masihan jajan: suka, sering memberi; bahasa halus dari mere membeli makanan (kue, dsb) yang dimakan waktu itu juga di luar rumah; jajan
Pasti lupa: cindek poho
ngalangkang laksana: 1. terbayang-bayang; 2. membayang laksana, berhasil
Waluya beurang: selamat siang
Wilujeng beurang: selamat; bahasa halus dari salamet atau waluya siang
Belum makan: acan dahar
Nguriling kakalayangan: berkeliling melayang-layang
Hayang ceurik: mau, ingin, kepingin menangis
geus burit: sudah senja, sore
Bunga lempuyang: kembang lampuyang
Siga jurig: hampir mirip, hampir sama rupanya hantu, momok
Jiga jurig: hampir mirip, hampir sama rupanya hantu, momok
Moal sulaya: tidak akan beda, tidak cocok, ingkar janji
Moal beak: tidak akan habis
Salawasna kudu: selamanya, selama-lamanya 1. harus; 2. kuncup
Licik cilimit: licik, curang 1. suka menggoda wanita; 2. suka meminta makanan yang ada pada orang lain (anak-anak)
Rasa mokaha: rasa lumayan, tidak seberapa, tidak penting
Keur Meujeuhna : 1. untuk, buat; 2. sedang, lagi 1. sedang, pas sekali, tidak ketat tidak terlalu longgar; 2. secukupnya, sederhana; 3. pantas
Incu oyot: cucu, akar
gaduh wargi: punya; bahasa sedang dari boga bahasa halus dari warga
Sudah punya anak atau belum: enggeus boga anak abeh acan
Hidep kungsi nenjo: panggilan untuk anak yang sudah besar, lebih halus dari maneh; ananda 1. pernah; 2. keburu; 3. mengalami melihat
Sia sia: kamu; bahasa kasar sekali dari maneh kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Tiasa teu: bisa, dapat; bahasa sedang dari bisa tidak
Ka beungeut : 1. kata depan menunjukkan tujuan atau jurusan; ke, kepada; 2. awalan; ke, ter, pe; 3. perekat dari godokan tulang dan kulit muka, wajah
Siih hayam : taji, susuh ayam
yang salah: dewa, hiang salah, keliru, tidak benar. misalah, keseleo
Pasir bulistir: bukit gundul, tanpa pepohonan (gunung, bukit)
Tameng dada: perisai dada