Bahasa indonesia-nya kata: Kadang sok era lamun
Berikut terjemahan dari Kadang sok era lamun:
saudara, keluarga, famili suka, sering malu kalau, jika
Sela korsi: pelana, sadel kursi
Laleur bodas: lalat putih
jangan pulang terlalu malam: entong balik antep-antepan peuting
jangan terburu-buru: entong gura-giru
ten aa: tidak panggilan bual kakak, biasa dipergunakan oleh atau pada anak-anak
rasa bosan: rasa bosen
manusia sesungguhnya: manusa satuhuna
Ranting pohon: rangrang tangkal
anak gembul: anak rakus, gembul
Sangkan mekar lemah cai: supaya, agar 1. mekar; 2. arti kiasan berkembang 1. tanah; 2. biasa, tidak canggung lagi air
lewe pisan: mencibir mau menangis amat, sangat
Tidak penting: hanteu mundel
Suda saraya: mengurangi; berkurang pertolongan
Menelan ludah: ngalegleg ciduh
Kuda umbal: kuda muatan, beban
Ngadu angklung : 1. maen; 2. berjudi; 3. menyambung; 4. pacuan alat musik dari bambu yang membunyikannya digoyang-goyang dengan tangan
Ngadu Angklung: 1. maen; 2. berjudi; 3. menyambung; 4. pacuan alat musik dari bambu yang membunyikannya digoyang-goyang dengan tangan
Alak Paul : yang amat jauh dari bayangan kita biru langit
Akar pancer: aka baku, pokok
ijir ijir: ditaksir, diperkirakan; ijiran, perkiraan ditaksir, diperkirakan; ijiran, perkiraan
Selesai sekolah: anggeus sakola
Teu campleng: tidak genap, penuh (waktu); geus sabulan campleng ntaneh-na teu balik-balik, sudah sebulan penuh ia tidak pulang-pulang
Nimba cai: menimba air
Aing keur: saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin 1. untuk, buat; 2. sedang, lagi
Kejo kejo: nasi nasi
Silih sepak: terdesak, kalah bersaing menendang
Mani resep: 1. sampai, hingga; 2. air mani, sperma 1. senang, suka; 2. cinta, tertarik
Patung harewos: bersama-sama membeli sesuatu dsb; patungan berbisik
Makan siang : dahar beurang
Seungit melenghir: harum, wangi tercium ke tempat yang agak jauh bau makanan yang sedang digoreng atau dibakar
Laleur bodas: lalat putih
jangan pulang terlalu malam: entong balik antep-antepan peuting
jangan terburu-buru: entong gura-giru
ten aa: tidak panggilan bual kakak, biasa dipergunakan oleh atau pada anak-anak
rasa bosan: rasa bosen
manusia sesungguhnya: manusa satuhuna
Ranting pohon: rangrang tangkal
anak gembul: anak rakus, gembul
Sangkan mekar lemah cai: supaya, agar 1. mekar; 2. arti kiasan berkembang 1. tanah; 2. biasa, tidak canggung lagi air
lewe pisan: mencibir mau menangis amat, sangat
Tidak penting: hanteu mundel
Suda saraya: mengurangi; berkurang pertolongan
Menelan ludah: ngalegleg ciduh
Kuda umbal: kuda muatan, beban
Ngadu angklung : 1. maen; 2. berjudi; 3. menyambung; 4. pacuan alat musik dari bambu yang membunyikannya digoyang-goyang dengan tangan
Ngadu Angklung: 1. maen; 2. berjudi; 3. menyambung; 4. pacuan alat musik dari bambu yang membunyikannya digoyang-goyang dengan tangan
Alak Paul : yang amat jauh dari bayangan kita biru langit
Akar pancer: aka baku, pokok
ijir ijir: ditaksir, diperkirakan; ijiran, perkiraan ditaksir, diperkirakan; ijiran, perkiraan
Selesai sekolah: anggeus sakola
Teu campleng: tidak genap, penuh (waktu); geus sabulan campleng ntaneh-na teu balik-balik, sudah sebulan penuh ia tidak pulang-pulang
Nimba cai: menimba air
Aing keur: saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin 1. untuk, buat; 2. sedang, lagi
Kejo kejo: nasi nasi
Silih sepak: terdesak, kalah bersaing menendang
Mani resep: 1. sampai, hingga; 2. air mani, sperma 1. senang, suka; 2. cinta, tertarik
Patung harewos: bersama-sama membeli sesuatu dsb; patungan berbisik
Makan siang : dahar beurang
Seungit melenghir: harum, wangi tercium ke tempat yang agak jauh bau makanan yang sedang digoreng atau dibakar