Bahasa sunda-nya kata: Jangan melotot mata
Berikut terjemahan dari Jangan melotot mata:
entong buncelik netra
jangan = entong, montong, tong
melotot = buncelik
mata = netra, panon
melotot = buncelik
mata = netra, panon
Teu ari ari: tidak 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika
tidak boros: hanteu olok
Seneng pais bancet: suka; bahasa halus dari beuki pepes katak kecil
Meh laput: hampir, nyaris masuk ke dalam air sekujur badan
tidak lepas: hanteu lepot
Tidak tidur siang: hanteu sare beurang
anu leres: 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan usai, selesai
Kawas anu mujur gundam: cara, seperti 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan bernasib baik, mujur mengigau
ibu angkat: ibu; bahasa halus dari indung 1. pergi, berangkat; bahasa halus dari indit; 2. mengangkat
puguh bae: tentu, past saja, biar saja
Tutuwuhan hejo: tumbuh-tumbuhan tengah hijau
Sudah lama bekerja : enggeus heubeul gawe
Hejo lembok ngarangrangan: hijau subur, makmur, tidak kekurangan sandang pangan berguguran daunnya sehingga tampak ranting-rantingnya
Ngeplak cai: bodas ngeplak air
mandi oray: mandi ular
dina ati: kata depan untuk menunjukkan tempat kecil atau waktu; pada, di atas hati
Hing hing: kata antar untuk menangis kata antar untuk menangis
Liuh linduk tutuwuhan: air (sungai) yang tampak tenang bebas dari gangguan angin tumbuh-tumbuhan tengah
Geus nepi : sudah 1. sampai, tiba; 2. mencapai
Arti abeh: harti abeh
Unggal poe urang geus Nyeuseup: atau 1. hari poe Minggu, hari Minggu; 2. jemur orang; aku; kita; mengajak; mari sudah menghisap, menyedot
Kembang ligar: bunga berguguran, berjatuhan daun bunganya
Ngabeberah diri: menghilangkan rasa sedih atau susah, menghibur hati diri, badan
Langsar lungsur rahayu: terbuka pikirannya serta sabar turun; bahasa halus dari turu selamat
Sebelum terpeleset: anggai soledat
Silih asah: terdesak, kalah bersaing mengasah
Panjang lengkah: panjang langkah
Kurang kerung wae: kurang mengerutkan dahi saja, biar saja
Daging kere: daging dendeng
Rumingkang gumiwang: 1. bepergian; 2. hidup 1. bercahaya, mengkilap; 2.terbayang-bayang
tidak boros: hanteu olok
Seneng pais bancet: suka; bahasa halus dari beuki pepes katak kecil
Meh laput: hampir, nyaris masuk ke dalam air sekujur badan
tidak lepas: hanteu lepot
Tidak tidur siang: hanteu sare beurang
anu leres: 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan usai, selesai
Kawas anu mujur gundam: cara, seperti 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan bernasib baik, mujur mengigau
ibu angkat: ibu; bahasa halus dari indung 1. pergi, berangkat; bahasa halus dari indit; 2. mengangkat
puguh bae: tentu, past saja, biar saja
Tutuwuhan hejo: tumbuh-tumbuhan tengah hijau
Sudah lama bekerja : enggeus heubeul gawe
Hejo lembok ngarangrangan: hijau subur, makmur, tidak kekurangan sandang pangan berguguran daunnya sehingga tampak ranting-rantingnya
Ngeplak cai: bodas ngeplak air
mandi oray: mandi ular
dina ati: kata depan untuk menunjukkan tempat kecil atau waktu; pada, di atas hati
Hing hing: kata antar untuk menangis kata antar untuk menangis
Liuh linduk tutuwuhan: air (sungai) yang tampak tenang bebas dari gangguan angin tumbuh-tumbuhan tengah
Geus nepi : sudah 1. sampai, tiba; 2. mencapai
Arti abeh: harti abeh
Unggal poe urang geus Nyeuseup: atau 1. hari poe Minggu, hari Minggu; 2. jemur orang; aku; kita; mengajak; mari sudah menghisap, menyedot
Kembang ligar: bunga berguguran, berjatuhan daun bunganya
Ngabeberah diri: menghilangkan rasa sedih atau susah, menghibur hati diri, badan
Langsar lungsur rahayu: terbuka pikirannya serta sabar turun; bahasa halus dari turu selamat
Sebelum terpeleset: anggai soledat
Silih asah: terdesak, kalah bersaing mengasah
Panjang lengkah: panjang langkah
Kurang kerung wae: kurang mengerutkan dahi saja, biar saja
Daging kere: daging dendeng
Rumingkang gumiwang: 1. bepergian; 2. hidup 1. bercahaya, mengkilap; 2.terbayang-bayang