Bahasa sunda-nya kata: jangan malas
Berikut terjemahan dari jangan malas:
entong mumulan
jangan = entong, montong, tong
malas = mumulan, kedul
malas = mumulan, kedul
Urang babakan: orang; aku; kita; mengajak; mari kampung baru
barakatak tuluy: kata pengantar untuk tertawa keras terus, lalu, selanjutnya
Kade encer: awas, hati-hati cair
Teu tuah: tidak petuah, nasihat
ulah suwung: jangan, tidak boleh kosong, tidak ada siapa-siapa
sebagian sebagian: wareh wareh
jadi budak ulah kedul: 1. jadi; 2. tumbuh; 3. berhasil; 4. oleh karena itu; 5. setuju; 6. menjadi anak-anak jangan, tidak boleh malas
Cangkeng nyeri: pinggang 1. sakit, nyeri; 2. penyakit
Sudah tahu: enggeus nyaho
Aku males: 1. mengaku (bersalah, dsb.); 2. menganggap membalas
Hulu angen: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa 1. ulu hati; 2. hati
ari geus rada reureuh: 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika sudah 1. agak, sedikit; 2. arti kiasan agak sinting mengaso, istirahat
Ti edan: dari gila
naha leres: mengapa, kenapa usai, selesai
empes empes: gerak napas gerak napas
Sarua pisan: sama, serupa saruana amat, sangat
suami mati: beubeureuh maneuh lampus
Tidak kebagian: hanteu kabagean
suami tidak sehat: beubeureuh maneuh hanteu waras
selalu bertengkar: tansah pecoh
waktu kecil: wayah leutik
tidak sekolah: hanteu sakola
Berdiri sendiri: tangtung anggana
kepala keluarga: sirah piri-umpi
Supados teu: agar, supaya; bahasa halus dari supaya tidak
Mulang tama: 1. pulang, kembali; bahasa sedang dari balik; 2. membalas (kebaikan, pemberian, dsb tamak, serakah
Sama aku: menganggap sama kepada orang yang lebih tinggi derajatnya atau lebih tua usianya 1. mengaku (bersalah, dsb.); 2. menganggap
Nyungsi asih: mencari keterangan cinta, kasih sayang, perasaan suka, mengasihi sesama
rasa asin: rasa 1. asin, rasa seperti garam; 2. ikan asin
Ti cengklak manah: dari terkulai tiba-tiba, seperti leher bayi yang digendong dengan gegabah pikir atau hati; bahasa halus dari pikir atau hate
barakatak tuluy: kata pengantar untuk tertawa keras terus, lalu, selanjutnya
Kade encer: awas, hati-hati cair
Teu tuah: tidak petuah, nasihat
ulah suwung: jangan, tidak boleh kosong, tidak ada siapa-siapa
sebagian sebagian: wareh wareh
jadi budak ulah kedul: 1. jadi; 2. tumbuh; 3. berhasil; 4. oleh karena itu; 5. setuju; 6. menjadi anak-anak jangan, tidak boleh malas
Cangkeng nyeri: pinggang 1. sakit, nyeri; 2. penyakit
Sudah tahu: enggeus nyaho
Aku males: 1. mengaku (bersalah, dsb.); 2. menganggap membalas
Hulu angen: 1. kepala; bahasa kasar sekali dari sirah; 2. kata ganti bilangan untuk buah-buahan yang besar seperti buah kelapa 1. ulu hati; 2. hati
ari geus rada reureuh: 1. sedangkan; 2. kalau, jika; 3. waktu, begitu, ketika sudah 1. agak, sedikit; 2. arti kiasan agak sinting mengaso, istirahat
Ti edan: dari gila
naha leres: mengapa, kenapa usai, selesai
empes empes: gerak napas gerak napas
Sarua pisan: sama, serupa saruana amat, sangat
suami mati: beubeureuh maneuh lampus
Tidak kebagian: hanteu kabagean
suami tidak sehat: beubeureuh maneuh hanteu waras
selalu bertengkar: tansah pecoh
waktu kecil: wayah leutik
tidak sekolah: hanteu sakola
Berdiri sendiri: tangtung anggana
kepala keluarga: sirah piri-umpi
Supados teu: agar, supaya; bahasa halus dari supaya tidak
Mulang tama: 1. pulang, kembali; bahasa sedang dari balik; 2. membalas (kebaikan, pemberian, dsb tamak, serakah
Sama aku: menganggap sama kepada orang yang lebih tinggi derajatnya atau lebih tua usianya 1. mengaku (bersalah, dsb.); 2. menganggap
Nyungsi asih: mencari keterangan cinta, kasih sayang, perasaan suka, mengasihi sesama
rasa asin: rasa 1. asin, rasa seperti garam; 2. ikan asin
Ti cengklak manah: dari terkulai tiba-tiba, seperti leher bayi yang digendong dengan gegabah pikir atau hati; bahasa halus dari pikir atau hate