Bahasa indonesia-nya kata: Era paradah
Berikut terjemahan dari Era paradah:
malu menyediakan keperluan sehari-hari
Dulur dulur: saudara saudara
Mata hati: netra ati
Penca kembang: pencak (silat) bunga
ulah riweuh: jangan, tidak boleh pikiran kacau karena terlalu banyak pekerjaan atau yang mengganggu
moal weleh inget: tidak akan tidak saja 1. ingat; 2. awas, hati-hati
Gampang birit: mudah pantat
nuju bobot: sedang; bahasa halus dari keur 1. beratnya; 2. mengandung; bahasa halus dari reuneuh
Berhenti rokok: eureun roko
enggon pikeun : tempat atau kamar tidur untuk
Tepung gelang: 1. bertemu, berjumpa, bersua; 2. rapat, bersentuhan memutar-mutar sesuatu dua antara dua telapak tangan
hayang meuting: mau, ingin, kepingin bermalam menginap
Ulah boga rasa aing Uyah kidul: jangan, tidak boleh punya rasa saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin garam selatan
Anu Ngayuga : 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan menyebabkan lahir ke dunia
Arti piwarang siduru: harti piwarang siduru
Nanggeuy gado: menating, membawa barang dengan telapak tangan ditadahkan serta lengannya dari siku tegak dag
Terasa keras: karasa teuas
Sarwa aing: serba saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin
kembang gelenye: bunga 1. bersikap menarik hati pria, dan biasanya bukan perempuan baik-baik; 2. bunga genjer
Wengi poek: malam; bahasa halus dari peuting gelap
Kulah ngojay: kolam kecil berenang
Kurang banyak: congcay rea
Loba pisan: banyak amat, sangat
kajeun paeh jadi bugang: biarlah, biar saja mati 1. jadi; 2. tumbuh; 3. berhasil; 4. oleh karena itu; 5. setuju; 6. menjadi bangkai
Tepang sono: bertemu, berjumpa; bahasa halus dari tepung kangen, rindu
Ti pasihan: dari memberi; bahasa halus dari mere
Sing ceuyah: 1. supaya, harap agar; 2. setiap banyak karena sedang musimnya
Balad aing: 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin
Pait Daging: pahit daging
kakasih jalma: 1. kekasih; 2. nama; bahasa halus dari ngaran manusia, orang
hutan gundul: banawasa buleneng
Mata hati: netra ati
Penca kembang: pencak (silat) bunga
ulah riweuh: jangan, tidak boleh pikiran kacau karena terlalu banyak pekerjaan atau yang mengganggu
moal weleh inget: tidak akan tidak saja 1. ingat; 2. awas, hati-hati
Gampang birit: mudah pantat
nuju bobot: sedang; bahasa halus dari keur 1. beratnya; 2. mengandung; bahasa halus dari reuneuh
Berhenti rokok: eureun roko
enggon pikeun : tempat atau kamar tidur untuk
Tepung gelang: 1. bertemu, berjumpa, bersua; 2. rapat, bersentuhan memutar-mutar sesuatu dua antara dua telapak tangan
hayang meuting: mau, ingin, kepingin bermalam menginap
Ulah boga rasa aing Uyah kidul: jangan, tidak boleh punya rasa saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin garam selatan
Anu Ngayuga : 1. anu; 2. kata sambung yang; 3. kata ganti milik, kepunyaan menyebabkan lahir ke dunia
Arti piwarang siduru: harti piwarang siduru
Nanggeuy gado: menating, membawa barang dengan telapak tangan ditadahkan serta lengannya dari siku tegak dag
Terasa keras: karasa teuas
Sarwa aing: serba saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin
kembang gelenye: bunga 1. bersikap menarik hati pria, dan biasanya bukan perempuan baik-baik; 2. bunga genjer
Wengi poek: malam; bahasa halus dari peuting gelap
Kulah ngojay: kolam kecil berenang
Kurang banyak: congcay rea
Loba pisan: banyak amat, sangat
kajeun paeh jadi bugang: biarlah, biar saja mati 1. jadi; 2. tumbuh; 3. berhasil; 4. oleh karena itu; 5. setuju; 6. menjadi bangkai
Tepang sono: bertemu, berjumpa; bahasa halus dari tepung kangen, rindu
Ti pasihan: dari memberi; bahasa halus dari mere
Sing ceuyah: 1. supaya, harap agar; 2. setiap banyak karena sedang musimnya
Balad aing: 1. pasukan tentara; 2. teman seia sekata saya; bahasa kasar sekali dari kata kurin
Pait Daging: pahit daging
kakasih jalma: 1. kekasih; 2. nama; bahasa halus dari ngaran manusia, orang
hutan gundul: banawasa buleneng