Bahasa indonesia-nya kata: cai we
Berikut terjemahan dari cai we:
air saja, biar saja
Kamu sudah makan?: ilaing enggeus dahar
Laut kidul ombak katelah rongkah: laut selatan ombak, gelombang mempunyai nama karib (populer) besar, lebih dari biasa
Sudi teuing: mau; bahasa kasar sekali dari daek atau hayang 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
owah gingsir : berubah berubah
MENANAM TANAMAN: pelak pepelakan
MENYIRAM BUNGA: nyiram kembang
Nyadap Kawung : menyadap enau, aren
Satu keluarga: hiji piri-umpi
Tetap setia: mayeng satia
Anak pulang: anak 1. pulang, kembali; bahasa sedang dari balik; 2. membalas (kebaikan, pemberian, dsb
Ngagetih daging: mengeluarkan darah dari lubang pelepasan karena sakit daging
can mandi: 1. belum (dalam arti menunjukkan keadaan belum terjadi), 2. kata penegas mandi
Laér gado: kata antar untuk lewat dag
Bengkok tikoro: bengkok, tidak lurus tenggorokan
Budak buncir: anak-anak perut buncit
Nyeri beuteung: 1. sakit, nyeri; 2. penyakit 1. perut; 2. sudah, berhenti
Ongkoh bogoh: 1. anteng, asyik; 2. juga; ya ya; 3. katanya cinta
Hiji deui: satu lagi; sakali deui, sekali lagi
Naha teu: mengapa, kenapa tidak
tulus gering: jadi dilaksanakan sakit
Tidak sedikit: hanteu eutik
Malu malu: era era
kepala sekolah: sirah sakola
Sato Bedas: hewan, binatang 1. kuat, tenaga besar; 2. keras (suara)
Nuju naon: sedang; bahasa halus dari keur 1. apa; hayang naon? mau apa?
Beres beres: entep entep
Asa wawuh: perubahan dari kata rasa; 1. rasa pancaindra; 2. perasaan hati kena
kayu bakar: kai beuleum
kebon alas: kebun 1. nasi dan lauk-pauknya untuk satu orang; 2. hutan
ngan tangtu: hanya, cuma; boga buku ngan hiji, punya buku cuma satu; ngan manehna anu milu teh, cuma dia yang ikut tentu, pasti
Laut kidul ombak katelah rongkah: laut selatan ombak, gelombang mempunyai nama karib (populer) besar, lebih dari biasa
Sudi teuing: mau; bahasa kasar sekali dari daek atau hayang 1. terlalu; 2. sama sekali (tidak tahu)
owah gingsir : berubah berubah
MENANAM TANAMAN: pelak pepelakan
MENYIRAM BUNGA: nyiram kembang
Nyadap Kawung : menyadap enau, aren
Satu keluarga: hiji piri-umpi
Tetap setia: mayeng satia
Anak pulang: anak 1. pulang, kembali; bahasa sedang dari balik; 2. membalas (kebaikan, pemberian, dsb
Ngagetih daging: mengeluarkan darah dari lubang pelepasan karena sakit daging
can mandi: 1. belum (dalam arti menunjukkan keadaan belum terjadi), 2. kata penegas mandi
Laér gado: kata antar untuk lewat dag
Bengkok tikoro: bengkok, tidak lurus tenggorokan
Budak buncir: anak-anak perut buncit
Nyeri beuteung: 1. sakit, nyeri; 2. penyakit 1. perut; 2. sudah, berhenti
Ongkoh bogoh: 1. anteng, asyik; 2. juga; ya ya; 3. katanya cinta
Hiji deui: satu lagi; sakali deui, sekali lagi
Naha teu: mengapa, kenapa tidak
tulus gering: jadi dilaksanakan sakit
Tidak sedikit: hanteu eutik
Malu malu: era era
kepala sekolah: sirah sakola
Sato Bedas: hewan, binatang 1. kuat, tenaga besar; 2. keras (suara)
Nuju naon: sedang; bahasa halus dari keur 1. apa; hayang naon? mau apa?
Beres beres: entep entep
Asa wawuh: perubahan dari kata rasa; 1. rasa pancaindra; 2. perasaan hati kena
kayu bakar: kai beuleum
kebon alas: kebun 1. nasi dan lauk-pauknya untuk satu orang; 2. hutan
ngan tangtu: hanya, cuma; boga buku ngan hiji, punya buku cuma satu; ngan manehna anu milu teh, cuma dia yang ikut tentu, pasti