Bahasa indonesia-nya kata: Budak lembur
Berikut terjemahan dari Budak lembur:
anak-anak kampung; mudik
Mawa cela: membawa mencela
Rumaos keun: bahasa halus dari rumasa mengangkat alat akan dipukulkan atau dibacokkan
Karek muka: 1. barusan, baru saja; 2. baru terjadi, barulah 1. terbuka; 2. membuka bukbak, ngabukbak
bale kembang: balai bunga
Nu matak kana: yang; bisa menjadi sebab; sebab-musabab kata depan, pada; ke; menaiki; memakai
Sedikit sedikit : eutik eutik
Rangrang muncang: ranting kemiri
Ngaraksa ngariksa: menjaga serta memelihara mengawasi serta menjaga, memeriksa
Tong waka: jangan belum waktunya, jangan dulu
Padahal sudah habis: malaur enggeus beak
heuras babatok: keras, kaku kepala; bahasa kasar sekali dari sirah
Lalaki curaling: laki-laki tak bisa dipercaya; suka mencuri, suka korupsi
mencari tujuan: alap arah
Bray beurang: kata antar untuk terbuka atau munculnya cahaya siang
codeka getreng: kelakuan yang tidak senonoh selalu bertengkar, hubungannya kurang harmonis
Budak lembur baheula: anak-anak kampung; mudik dahulu
Wele`h: tidak saja
Memadamkan api: mareuman seuneu
Remen mindeng: sering, acap kali sering, kerap
belum naik naik: acan taek taek
Nuju nahA: sedang; bahasa halus dari keur mengapa, kenapa
bangkar warah: dikatakan pada binatang yang mati tidak sempat disembelih, jadi dagingnya tidak boleh dimakan mengajar, mendidik, serta melatih
gering ati: sakit hati
harti bihari: harti bihari
Balem sia: 1. merapatkan bibir, 2. bungkam; diam seribu bahasa kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Cicing we: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak saja, biar saja
sedikit makan: eutik dahar
ulah gandeng: jangan, tidak boleh gaduh, ribut, berisik
Arti tamada: harti tamada
He’es: 1. tidur; bahasa kasar sekali dari sare; 2. membeku karena kedinginan (minyak kelapa, dsb)
Rumaos keun: bahasa halus dari rumasa mengangkat alat akan dipukulkan atau dibacokkan
Karek muka: 1. barusan, baru saja; 2. baru terjadi, barulah 1. terbuka; 2. membuka bukbak, ngabukbak
bale kembang: balai bunga
Nu matak kana: yang; bisa menjadi sebab; sebab-musabab kata depan, pada; ke; menaiki; memakai
Sedikit sedikit : eutik eutik
Rangrang muncang: ranting kemiri
Ngaraksa ngariksa: menjaga serta memelihara mengawasi serta menjaga, memeriksa
Tong waka: jangan belum waktunya, jangan dulu
Padahal sudah habis: malaur enggeus beak
heuras babatok: keras, kaku kepala; bahasa kasar sekali dari sirah
Lalaki curaling: laki-laki tak bisa dipercaya; suka mencuri, suka korupsi
mencari tujuan: alap arah
Bray beurang: kata antar untuk terbuka atau munculnya cahaya siang
codeka getreng: kelakuan yang tidak senonoh selalu bertengkar, hubungannya kurang harmonis
Budak lembur baheula: anak-anak kampung; mudik dahulu
Wele`h: tidak saja
Memadamkan api: mareuman seuneu
Remen mindeng: sering, acap kali sering, kerap
belum naik naik: acan taek taek
Nuju nahA: sedang; bahasa halus dari keur mengapa, kenapa
bangkar warah: dikatakan pada binatang yang mati tidak sempat disembelih, jadi dagingnya tidak boleh dimakan mengajar, mendidik, serta melatih
gering ati: sakit hati
harti bihari: harti bihari
Balem sia: 1. merapatkan bibir, 2. bungkam; diam seribu bahasa kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
Cicing we: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak saja, biar saja
sedikit makan: eutik dahar
ulah gandeng: jangan, tidak boleh gaduh, ribut, berisik
Arti tamada: harti tamada
He’es: 1. tidur; bahasa kasar sekali dari sare; 2. membeku karena kedinginan (minyak kelapa, dsb)