Bahasa indonesia-nya kata: Asa wae
Berikut terjemahan dari Asa wae :
perubahan dari kata rasa; 1. rasa pancaindra; 2. perasaan hati saja, biar saja
Tiis Hate: dingin hati
Parat teu kagok: tembus tidak canggung, tidak bebas
handap luhur: 1. rendah; 2. bawah tinggi
Awis pisan: mahal, tidak murah; bahasa halus dari mahal; 2. jarang; bahasa halus dari arang amat, sangat
Tong olo olo: jangan membujuk membujuk
Poe pere: 1. hari poe Minggu, hari Minggu; 2. jemur 1. libur; 2. bebas, tidak masuk (gigi persneling, dsb.)
Geblug kadu: kata antar untuk jatuh durian
Sato galak: hewan, binatang 1. galak; 2. buas
handap lenyap: 1. rendah; 2. bawah 1. tidur sekejap; 2. perasaan hati yang tiba-tiba tersentak atau berdebar-debar
Wakca balaka : terus terang terus terang
Leah Manah: 1. ceper, tidak cekung; 2. punya watak mau mengalah pikir atau hati; bahasa halus dari pikir atau hate
Dina bandung: kata depan untuk menunjukkan tempat kecil atau waktu; pada, di atas berdampingan
Kotak kotak: kotak kotak
sok wae: suka, sering saja, biar saja
Tulis tulis: menulis menulis
teu weudeu : tidak tidak jera
Kali kali : kali kali
Jajaka Motekar: perjaka; bujangan berusaha dengan berbagai cara untuk menambah ilmu pengetahuan atau mengubah nasib
dingin dingin: tiis tiis
Jeung saderek: 1. ditambah; 2. dan, dengan; 3. atau; 4. daripada saudara, famili, bahasa halus dari dulur
Runtut rentet: rukun, seia sekata menempel, berdekatan
Sami asih: sama; bahasa halus dari sa-rua cinta, kasih sayang, perasaan suka, mengasihi sesama
Rai raka: 1. adik, bahasa halus dari adik; 2. istri; bahasa halus dari pamajikan 1. kakak, bahasa halus dari lanceuk; 2. suami; bahasa halus dari salaki
Jalma logor: manusia, orang longgar, mudah masuk
Jalma tiis: manusia, orang dingin
Bus mandi: masuk, misalnya ke dalam rumah mandi
Bray muka panto: kata antar untuk terbuka atau munculnya cahaya 1. terbuka; 2. membuka bukbak, ngabukbak pintu
Kalacat unggah: kata antar untuk naik naik ke tempat yang agak tinggi
Barakatak seuri: kata pengantar untuk tertawa keras tertawa
Cikikik seuri: kata antar untuk tertawa yang ditahan tertawa
Parat teu kagok: tembus tidak canggung, tidak bebas
handap luhur: 1. rendah; 2. bawah tinggi
Awis pisan: mahal, tidak murah; bahasa halus dari mahal; 2. jarang; bahasa halus dari arang amat, sangat
Tong olo olo: jangan membujuk membujuk
Poe pere: 1. hari poe Minggu, hari Minggu; 2. jemur 1. libur; 2. bebas, tidak masuk (gigi persneling, dsb.)
Geblug kadu: kata antar untuk jatuh durian
Sato galak: hewan, binatang 1. galak; 2. buas
handap lenyap: 1. rendah; 2. bawah 1. tidur sekejap; 2. perasaan hati yang tiba-tiba tersentak atau berdebar-debar
Wakca balaka : terus terang terus terang
Leah Manah: 1. ceper, tidak cekung; 2. punya watak mau mengalah pikir atau hati; bahasa halus dari pikir atau hate
Dina bandung: kata depan untuk menunjukkan tempat kecil atau waktu; pada, di atas berdampingan
Kotak kotak: kotak kotak
sok wae: suka, sering saja, biar saja
Tulis tulis: menulis menulis
teu weudeu : tidak tidak jera
Kali kali : kali kali
Jajaka Motekar: perjaka; bujangan berusaha dengan berbagai cara untuk menambah ilmu pengetahuan atau mengubah nasib
dingin dingin: tiis tiis
Jeung saderek: 1. ditambah; 2. dan, dengan; 3. atau; 4. daripada saudara, famili, bahasa halus dari dulur
Runtut rentet: rukun, seia sekata menempel, berdekatan
Sami asih: sama; bahasa halus dari sa-rua cinta, kasih sayang, perasaan suka, mengasihi sesama
Rai raka: 1. adik, bahasa halus dari adik; 2. istri; bahasa halus dari pamajikan 1. kakak, bahasa halus dari lanceuk; 2. suami; bahasa halus dari salaki
Jalma logor: manusia, orang longgar, mudah masuk
Jalma tiis: manusia, orang dingin
Bus mandi: masuk, misalnya ke dalam rumah mandi
Bray muka panto: kata antar untuk terbuka atau munculnya cahaya 1. terbuka; 2. membuka bukbak, ngabukbak pintu
Kalacat unggah: kata antar untuk naik naik ke tempat yang agak tinggi
Barakatak seuri: kata pengantar untuk tertawa keras tertawa
Cikikik seuri: kata antar untuk tertawa yang ditahan tertawa