Bahasa sunda-nya kata: Arti tamada
Berikut terjemahan dari Arti tamada:
harti tamada
arti = harti
ulah gandeng: jangan, tidak boleh gaduh, ribut, berisik
sedikit makan: eutik dahar
Cicing we: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak saja, biar saja
Balem sia: 1. merapatkan bibir, 2. bungkam; diam seribu bahasa kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
harti bihari: harti bihari
gering ati: sakit hati
bangkar warah: dikatakan pada binatang yang mati tidak sempat disembelih, jadi dagingnya tidak boleh dimakan mengajar, mendidik, serta melatih
Nuju nahA: sedang; bahasa halus dari keur mengapa, kenapa
belum naik naik: acan taek taek
Remen mindeng: sering, acap kali sering, kerap
Memadamkan api: mareuman seuneu
Wele`h: tidak saja
Budak lembur baheula: anak-anak kampung; mudik dahulu
Budak lembur: anak-anak kampung; mudik
Mawa cela: membawa mencela
He’es: 1. tidur; bahasa kasar sekali dari sare; 2. membeku karena kedinginan (minyak kelapa, dsb)
Kepala pusing: sirah juwet
Jung, manehna nangtung: 1. kata antar untuk berdiri; 2. kata antar untuk menyuruh pergi kata ganti orang ketiga berdiri
Teu reueus: tidak 1. bangga; 2. punya rasa bangga
Sudah mandi belum: enggeus mandi acan
Capek mikir: mengunyah berpikir
Udar subaya: lepas (tali, dsb) janj
Sehat terus: waras kebat
Mata bengkak: netra bareuh
Nu lawas: yang; lama; lawas ti lawas, lama-lama, lama sekali
arti katilambung: harti katilambung
Kuring ningali: 1. aku, saya; 2. pesuruh atau rakyat kecil melihat; bahasa halus dari nenjo
Lila pisan: lama amat, sangat
Moal eleh deet: tidak akan kalah dangkal
sanes harewos: bukan; bahasa halus dari lain berbisik
sedikit makan: eutik dahar
Cicing we: 1. tinggal; 2. diam, tidak bergerak saja, biar saja
Balem sia: 1. merapatkan bibir, 2. bungkam; diam seribu bahasa kamu; bahasa kasar sekali dari maneh
harti bihari: harti bihari
gering ati: sakit hati
bangkar warah: dikatakan pada binatang yang mati tidak sempat disembelih, jadi dagingnya tidak boleh dimakan mengajar, mendidik, serta melatih
Nuju nahA: sedang; bahasa halus dari keur mengapa, kenapa
belum naik naik: acan taek taek
Remen mindeng: sering, acap kali sering, kerap
Memadamkan api: mareuman seuneu
Wele`h: tidak saja
Budak lembur baheula: anak-anak kampung; mudik dahulu
Budak lembur: anak-anak kampung; mudik
Mawa cela: membawa mencela
He’es: 1. tidur; bahasa kasar sekali dari sare; 2. membeku karena kedinginan (minyak kelapa, dsb)
Kepala pusing: sirah juwet
Jung, manehna nangtung: 1. kata antar untuk berdiri; 2. kata antar untuk menyuruh pergi kata ganti orang ketiga berdiri
Teu reueus: tidak 1. bangga; 2. punya rasa bangga
Sudah mandi belum: enggeus mandi acan
Capek mikir: mengunyah berpikir
Udar subaya: lepas (tali, dsb) janj
Sehat terus: waras kebat
Mata bengkak: netra bareuh
Nu lawas: yang; lama; lawas ti lawas, lama-lama, lama sekali
arti katilambung: harti katilambung
Kuring ningali: 1. aku, saya; 2. pesuruh atau rakyat kecil melihat; bahasa halus dari nenjo
Lila pisan: lama amat, sangat
Moal eleh deet: tidak akan kalah dangkal
sanes harewos: bukan; bahasa halus dari lain berbisik